
Sering kita tidak pernah bisa memberikan persembahan yang terbaik bagi Tuhan, karena kita tidak pernah sungguh sungguh punya hati yang rindu memberi terbaik buat Tuhan.
sering kita berpikir, jika kita mempunyai uang yang banyak maka kita akan mempersembahkan uang tersebut kepada Tuhan. Jika kita akan mendapat pekerjaan yang baik, kita baru akan mempersembahkan yang lebih baik untuk Tuhan. Tetapi itu hanya impian di siang bolong kita saja. Kita selalu 'berdagang' dengan Tuhan. Dan kenyataannya tidak pernah tercapai keinginan kita tersebut, Karena motivasi kita memberi hanya karena kelebihan kita.
sering kita berpikir, jika kita mempunyai uang yang banyak maka kita akan mempersembahkan uang tersebut kepada Tuhan. Jika kita akan mendapat pekerjaan yang baik, kita baru akan mempersembahkan yang lebih baik untuk Tuhan. Tetapi itu hanya impian di siang bolong kita saja. Kita selalu 'berdagang' dengan Tuhan. Dan kenyataannya tidak pernah tercapai keinginan kita tersebut, Karena motivasi kita memberi hanya karena kelebihan kita.
Secara sadar atau tidak sadar sebenarnya kelebihan menurut kita, itu merupakan sisa setelah segala keperluan kita tercukupi. waktu natal di gereja mengadakan acara mengunjungi panti asuhan dan kita jemaat dihimbau untuk mengumpulkan baju bekas untuk dibagikan ke anak anak kurang beruntung tsb. pernah nggak terlintas kita akan memberi pakaian baru yg special untuk mereka... bisa ditebak yang ada dalam pikiran kita adalah membongkar isi lemari kita dan mengeluarkan pakaian yang menurut kita "layak pakai" (second but new one ) untuk diberikan. sebenarnya motivasi kita 'memberi' itu hanya ingin mencari 'tong sampah' yang mau menerima 'pemberian' kita.
Dalam kejadian 4:3-4 , " Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu ". Jelas dikatakan bahwa Kain memberi dr sisa hasil tanahnya, sedangkan Habel memberi persembahan anak sulung kambing domba, yang terbaik dari yang dimilikinya. Firman Tuhan berkata bahwa persembahan Habel diterima sedangkan persembahan Kain di tolak.
Ingat juga kisah janda miskin di Lukas 21:1-4 , Yesus berkata di ayat 4 "Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.". Tuhan tidak mengukur dari nominal yang janda ini beri, tapi dia melihat kesungguhan janda miskin bahwa dia belajar memberi dari kekurangannya, bahkan untuk keperluan hidupnya sendiri tidak diperdulikannya lagi.
Mari kita belajar memberi dengan motivasi hati yang benar, dengan penuh ucapan syukur karena kebaikan Tuhan dalam hidup kita, yang memuliakan Bapa kita disurga. Bukan memberi karena ada sisa , kita merasa punya kelebihan atau berkecukupan bahkan yang lebih parah lagi karena ingin dilihat baik oleh orang lain...
Seberapa besar kerinduan kita untuk belajar memberi yang terbaik, karena Tuhan juga sudah memberi segalanya buat kita.....
1 comments
Dalam kejadian 4:3-4 , " Setelah beberapa waktu lamanya, maka Kain mempersembahkan sebagian dari hasil tanah itu kepada TUHAN sebagai korban persembahan; Habel juga mempersembahkan korban persembahan dari anak sulung kambing dombanya, yakni lemak-lemaknya; maka TUHAN mengindahkan Habel dan korban persembahannya itu ". Jelas dikatakan bahwa Kain memberi dr sisa hasil tanahnya, sedangkan Habel memberi persembahan anak sulung kambing domba, yang terbaik dari yang dimilikinya. Firman Tuhan berkata bahwa persembahan Habel diterima sedangkan persembahan Kain di tolak.
Ingat juga kisah janda miskin di Lukas 21:1-4 , Yesus berkata di ayat 4 "Sebab mereka semua memberi persembahannya dari kelimpahannya, tetapi janda ini memberi dari kekurangannya, bahkan ia memberi seluruh nafkahnya.". Tuhan tidak mengukur dari nominal yang janda ini beri, tapi dia melihat kesungguhan janda miskin bahwa dia belajar memberi dari kekurangannya, bahkan untuk keperluan hidupnya sendiri tidak diperdulikannya lagi.
Mari kita belajar memberi dengan motivasi hati yang benar, dengan penuh ucapan syukur karena kebaikan Tuhan dalam hidup kita, yang memuliakan Bapa kita disurga. Bukan memberi karena ada sisa , kita merasa punya kelebihan atau berkecukupan bahkan yang lebih parah lagi karena ingin dilihat baik oleh orang lain...
Seberapa besar kerinduan kita untuk belajar memberi yang terbaik, karena Tuhan juga sudah memberi segalanya buat kita.....